Laman

Sabtu, 29 Mei 2010

tafsir sholat

BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang masalah
Sejak dulu, ketika manusia belum mengenal adanya Tuhan, bahkan sejak masa orang-orang primitif, mereka sering melakukan ritual-ritual yang oleh Karen Amstrong disebutkan sebagai ekspresi kebutuhan mereka akan Tuhan. Ketika mereka meritualkan mengelilingi api, itu sebetulnya sebagai ekspresi kebutuhan mereka akan Tuhan.
Sekarang, setelah manusia mengenal nama Tuhan, lebih khusus orang-orang Islam, manusia tinggal menjalankan ritual yang telah dengan mudah disiapkan dan dicontohkan oleh Tuhan melalui utusannya, Nabi dan Rosul.
Dalam Islam media untuk berkomunikasi dengan Tuhan disebut dengan Sholat yang seringkali disebut sebagai hasil dari Isro dan Mi'raj Nabi Muhammad saw.
Akan tetapi akan menjadi lebih baik dan memang mesti menjadi bahan kajian untuk lebih diperdalam dengan harapan bisa dijadikan giroh untuk lebih meningkatkan kualitas komunikasi manusia dengan Tuhan (ibadah).
Terlebih bahwa ternyata pada ayat-ayat dalam Al-Qur`an sendiri banyak yang menerangkan betapa hal-hal yang berkenaan dengan shalat diceritakan juga menimbmulkan masalah, seperti mengenai pemindahan Qiblat yang pada awalnya menghadap ke bait al-Maqdis yang kemudian melalui Q.S. Al-Baqarah ayat 141-144 Allah swt. memindahkan arah qiblat ke Ka’bah.
Hal ini perlu untuk senantiasa dibahas untuk pemahaman yang lebih mendalam
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematiknya pembahasan dalam makalah ini maka isi dari pembahasan dibatasi pada rumusan masalah berikut ini:
1. Bagaimana kedudukan shalat dalam Islam ?
2. Siapa saja yang diwajibkan untuk melaksanakan shalat?
3. Kanapa Islam memasukkan Shalat menjadi kewajiban dalam Islam bagi semua pemeluk agama Islam?
4. Bagaimana Penjelasan/Tafsir Q.S. Al-Baqarah: 142-145 menurut Shofwatu at-Tafaaisr?
5. Bagaimana Penjelasan/Tafsir Q.S. Al-Maidah: 6 menurut Shofwatu at-Tafaaisr?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar