Laman

Sabtu, 29 Mei 2010

tafsir sholat 3

B. Tafsir Q.S. Al-Baqarah 142-145
1. Ayat dan Tarjamah Ayat
142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”
143. Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
144. Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
145. Dan Sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.

2. Arti Kata-Kata Sulit
سَيَقُوْلُ : Akan berkata
السُّفَهَاءُ : Orang-orang yang kurang akal
وَلاَّ : Memalingkan
قُلْ : Katakanlah (olehmu)
الْمَشْرِقُ : Timur
الْمَغْرِبُ : Barat
يَهْدِي : Memberi petunjuk
يَشَاءُ : Menghendaki
صِرَاطٌ مُسْتَقِيْمٌ : Jalan yang lurus
جَعَلْنَاكُمْ : Menjadikan
وَسَطًا : Adil
لِنَعْلَمَ : Agar kami mengetahui
يَتَّبِعُ : Mengikuti
يَنْقَلِبُ : Membelot
لِيَضِيْعَ : Menyia-nyiakan
لَرَءُوْفٌ : Maha Pengasih
رَحِيْمٌ : Maha Penyayang
نَرَي : Kami melihat
سَطْرٌ : Arah
بِغَافِلٍ : Orang yang lengah


3. Tafsiran Dalam Kitab Sofwa At-Tafasir Zuz I halaman 101
(سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ) اي سيقول ضعفاء العقول من النّاس
(Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata) yakni mereka yang lemah akalnya akan berkata.
Penjelasan: Maksudnya adalah bahwa ketika Allah swt. susuai dengan keinginan hati Nabi Muhammad saw., memindahkan arah kiblat, kaum Yahudi yang dalam ayat tersebut disebutkan sebagai orang yang lemah akalnya akan mempertanyakan mengenai ketetapan Allah swt. tersebut.
(مَا وَلاَّهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا) اي ما صرفهم وهوّلهم عن القبلة الّتي كانوا يصلوان اليها وهي بيت المقدّس, قبلت المرسلين من قبلهم؟
("Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?") yakni apakah yang menggerakkan/memindahkan dan membelokkan dari qiblat yang mereka shalat menghadapnya, yakni Bait al Maqdis, qiblatnya para utusan (Rasul) sebelum mereka)?
( قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ) اي قل لهم يا محمّد الجهات كلّها لله له المشرق والمغرب فاينما ولينا وجوهنا فهناك وجه الله
(Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat) yakni “Katakan kepada mereka ya Muhammad bahwa semua arah adalah milik Allah swt. kepunyaan-Nya lah arah Timur dan arah Barat. Maka kemana saja Kami Pindahkan (kata Allah swt.), Kami arahkan dan Kami perintahkan untuk menghadap, maka di sana lah Wajh Allah swt.
( يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ اِلَي صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ) اي يهدي عباده المؤمنين الي الطريق القويم الموصل لسعادة الدارين
(dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus) yakni Allah swt. memberi hidayah kepada Hamba-hambanya yang mukmin menuju jalan yang lurus yang dengannya bisa sampai kepada kegahabiaan dua tempat (Dunia dan Akhirat).

( وَكَذَلِكَ جَعَلْنَكُمْ اُمَّةً وَسَطًا) اي كما هديناكم الي الاسلام كذلك جعلناكم يا معشر المؤمنين امة عدولا خيارا
(Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil) yakni sebagaimana kalian telah Kami beri petunjuk kepada Islam, begitu pula Kami menjadikan kalian, Hai sekalian kaum mukminin sebagai umat yang adil dalam memilah/memilih.
(لِتَكُنُوا شُهَادَاءُ عَلَي النَّاسِ وَيَكُوْنُ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا) اي لتشهدوا علي الامم يوم القيامة انّ رسلهم بلغتهم, ويشهد عليكم الرسول انه بلغكم
(agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu) yakni supaya kalian menjadi saksi atas umat-umat di hari qiamat bahwa rosul-rosul mereka telah menyampaikan risalah kepada mereka dan Agar Rosul menjadi saksi atas kalian bahwa ia (rasul) telah menyampaikannya kepada kalian.
( وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا) اي وما امرناك بالتوجه الي بيت المقدس ثم صوفناك عنها الي الكعبة
(dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang)) yakni dan tidaklah Kami perintahkan kamu untuk menghadap ke Bait al-Maqdis kemudian kami belokkan kamu darinya ke ka’bah.
(اِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَبِّعُ الّسُوْلَ مِمَنْ يَنْقَلِبُ عَلَي عَقِبَيْهِ) اي الاّ لنختبر ايمان النّاس فنعلم من يصدّق الرسول, ممن يشكّك في الدين ويرجع الي الكفر لضعف يقينه
(melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot) yakni melainkan untuk memperjelas kepada Kami tentang keimanan manusia sehingga Kami mengetahui siapa yang membenarkan Rasul dari orang yang meragukanmu dalam agama dan ia kembali kepada kekufuran karena keyakinannya yang lemah.
(وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةُاِلاَّ عَلَي الذِِيْنَ هَدَي اللهُ) اي وان كان هذا التحويل لشقا وصعبا الاّ علي الذين هدا هم الله
(dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah swt.) yakni sekalipun pemindahan ini sungguhakan dirasa sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah swt.
( وَمَا كَانَ اللهُ لِيَضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ) اي ما صحّ ولا استقام ان يضيع الله صلاتكم الي بيت المقدّس بل يثيبكم عليها, وذلك حين سألوه عمن مات وهو يصلي الي بيت المقدّس قبل تحويل القبلة فنزلت
(dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu) yakni tidaklah benar dan tidak tepat bahwa Allah swt. menyia-nyiakan shalat kalian ke arah bait al-Maqdis bahkan Allah swt. memberi kalian pahala atas itu. Hal itu terjadi ketika mereka bertanya kepada Muhammad mengenai orang-orang yang mati, dan ia shalat kea rah bait al-Maqdis sebelum pemindahan qiblat, maka turunlah ayat ini.
Penjelasan: bahwa dengan pemindahan qiblat tidak berarti bahwa shalat-shalat yang telah dilakukan sebelum turunnya ayat ini menjadi sia-sia dan tidak bermakna, bahkan Allah swt. tetap memperhitungkan shalat-shalat tersebut.
( اِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَحِيْمٌ) تعليل للحكم اي أنّه تعالي عظيم الرّحمة بعباده لا يضيع اعمالهم الصالحة الّتي فعلوها
(Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia) adalah alas an untuk hukum bahwa Allah swt. Mahaagung rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, Ia tidak akan menyia-nyiakan amal-amal shaleh yang telah mereka perbuat.

(قَدْ نَرَي تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِيْ السَّمَاءِ) لانّه كثيرا ما راينا تردّد بصرك يا محمّد جهة السّماء تشوقا لتحويل القبلة
(Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. ) Karena sering sekali Kami melihat pandanganmu ya Muhammad berulang-ulang mengarah ke langit karena merindukan pemindahan qiblat.
Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa betapa Nabi sendiri merindukan dan menginginkan qiblat untuk dipindahkan dengan isyarat meminta petunjuk dengan seringkali menengadahkan muka beliau ke langit dan ternyata hal ini dikabulkan oleh Allah swt. Yang artinya, bahwa pemindahan qiblat dari bai al-Maqdis juga merupakan (atau dilatarbelakangi) kerinduan Nabi untuk perpindahan Qiblat tersebut melalui potongan ayat berikutnya.
(فَلَنُوِلّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا) اي فلنوجهنك الي قبلة تحبها-وهي الكعبة- قبلة ابيك ابرهيم
(Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.) yakni maka Kami memerintahkanmu untuk menghadapkan wajah (shalat) kea rah qiblat yang engkau kehendaki, yakni Ka’bah, qiblat ayahmu Ibrahim.
( فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسِجِدِ الْحَرَامِ) اي توجه في صلاتك نحو الكعبة المعظمة
(Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.) yakni menghadaplah engkau dalam shalatmu kea rah Ka’bah yang diagungkan.
(وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهُ) اي وحيث ما كنتم ايها المؤمنون فتوجهوا في صلاتكم نحو الكعبة ايضا
(dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. ) yakni dalam keadaan bagaimanapun dan di manapun kalian hai orang-orang mukmin berada, maka hadapkanlah shalat kalian kea rah Ka’bah juga.


(وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوتُوا الْكِتَابَ ليَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ) اي انّ اليهود والنصاري ليعلمون انّ هذا التحويل للقبلة حق من عند الله ولكنهم يفتنون الناس بإلقاء الشبهات
(Dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya;) yakni bahwa orang-orang Yahudi dan Nashrani sungguh akan mengetahui bahwa pemindahan ke arah qiblat ini adalah haq dari Allah swt., akan tetapi mereka memprovokasi manusia dengan membubuhkan hal-hal yang syubhat.
(وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ) اي لا يخفي عليه شيء من اعماله وسيجازيهم عليهم , وفيه وعيد وتهديد لهم
(dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan) yakni bahwa tidalah Bagi Allah swt. yang tersembunyi dan samar dari perbuatan-perbuatan mereka dan Allah swt. akan memberikan pembalasan kepada mereka, dan di dalamnya ada ancaman dan peringatan bagi mereka.
Dari tafsiran di atas jelaslah bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani sudah mengetahui bahwa pemindahan arah qiblat adalah sebuah kebenaran dari Allah swt., sayangnya mereka malah mangkir dan memungkiri hal tersebut dan malah membuat kerusakan dengan menyamarkan sesuatu yang bagi mereka sendiri sesungguhnya sudah jelas. Ali Ash-habuuni dalam tafsir al-ahkam dijelaskan:
"وَإنَّ أهْلَ أهْلَ الكِتَابِ لَيَعْلَمُوْا أَنَّ ذلِكَ التَّوَالِيْ شَطْرَ المَسْجِدِ الحَرَامِ, هُوَ الحَقُّ المُنّزَّلُ على نَبِيِّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وَلكِنَّهُمْ يُفْتِنُوْنَ ضِعَافَ المُؤْمِنِيْنَ, لِيُشَكِّكُوْهُمْ في دِيْنِهِمْ , بإِلْقَاءِ الشُّبُهاتِ والأبَاطِيْلَ في نُفُوْسِهِمْ , وَما اللهُ بِِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَالُوْنَ فَهُوَ جَلَّ ثَناءُهُ العَلِيْمُ بالظَّاهِرِ وَألبَاطِنِ، المُحَاسَبُ على ما في السَّرائرِ." (Muhammad Ali Ash-Shobuuni,tt: 112)
“Dan bahwasannya ahlul kitab itu sungguh mengetahui bahwa pemindahan (arah qiblat) ke arah Masjid al-Haram itu adalah kabenaran (haq) yang diturunkan kepada Nabi-Nya saw., akan tetapi mereka malah memprovokasi kelemahan kaum mukminin untuk membuat mereka ragu kepada agama merka, dengan menyusupkan hal-hal yang syubhat dan kebatilan-kebatilah ke dalam diri mereka, dan tidaklah Allah swt. terlena dari apapun yang mereka perbuat kemudian sesungguhnya Allah swt. Ialah yang Mahamengetahui yang nampak dan yang tersembunyi, yang memperhitungkan atas hal-hal yang tersembunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar