Laman

Senin, 31 Mei 2010

Seandainya Rasulullah ke Rumah kita

Seandainya Rasulullah ke Rumah kita


Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk rumah kita… Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih dimuka pintu rumah kita, apa yang akan kita lakukan??mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan masuk keruang tamu. Kemudian, kita akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita..

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena teringat Video CD Rated R18+ yang tengah ada diruang tengah.. kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tsb ke dalam.

Beliau tentu tersenyum…

Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafadz Allah dan Muhammad yang ada di ruangan samping dan kita meletakannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum…

Bagaimana bila kemudian Rosulullah SAW bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada menghafal shalawat. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota F4 atau nama teman-temannya Sponge Bob. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum…

Belum lagi koleksi buku kaset dan karaoke kita. Ke mana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke Masjid meskipun adzan sudah berbunyi.

Beliau tentu tersenyum …

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al- Quran. Barangkali kita menjadi malu karena tidak mengenal para tetangga di sekitar.

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga Masjid di kampong kita.

Betapa senyum Beliau masih ada di situ …..

Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita ….
Apa yang akan kita lakukan ??? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita ? Ataukah akhirnya dengan berat hati , kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

Maafkan kami ya Rasulullah…….
Masihkah Beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan enyum getir…
Oooh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini dimata Rasulullah………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar