Laman

Sabtu, 29 Mei 2010

MENYANTUNI FUQARA, MASAKIN DAN ANAK YATIM 2

D. Q.S. Al-Ma'un Ayat 1 – 6
1. Ayat dan Terjemah

Artinya:
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya.

2. Tafsir Mufrodat
أَرَأَيْتَ : Apakah anda mengetahu dan menyaksikan. Maksudnya ialah, untuk menarik perhatian agar mau memperhatikan apa yang diturunkan setelah itu. Sama halnya dengan jika anda mengatakan, "Ara'aita Fulanan Maza San'a" (Apakah anda mengetahui, apa yang dilakukan oleh si Fulan?). "Ara'aita Fulanan kaifa 'Arrada Nafsahu lil-Mukhatir" (Apakah anda mengetahui bagaimana si Fulan menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam marabahaya.)
Di dalam seluruh kalimat tersebut, anda bermaksud menarik perhatian sang pendengar agar ikut merasa heran terhadap apa yang dilakukan si fulan.
الدِّيْنِ : Ialah tunduknya seseorang terhadap hal-hal yang berada di luar jangkauan indra manusia tentang ketentuan-ketentuan Tuhan yang tak dapat dianalisa manusia. Dalam hal ini, manusa hanya dapat mengenal tanda-tandanya, kemudian membenarkannya. Dan tanda-tanda tersebut dapat membangkitkan perasaan untuk taat dan membenarkan. Seperti adanya Allah dan keesaan-Nya, diutus-Nya para rasul untuk membawa berita gembira dan peringatan kepada umat manusia, percaya akan adanya kehidupan akhirat, suatu kehidupan ketika manusia dihadapkan kepada Tuhan untuk menerima pembalasannya masing-masing.
يَدُعُّ الْيَتِيْمَ : Menolak dengan hardikan yang keras dan kasar. Seperti firman Allah:
يَوْمَ يُدَعُّوْنَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا
"Pada hari mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuat-kuatnya."
يَخُضُّ : Menganjurkan dan mengajak manusia untuk berlaku demikian.
يُرَآءُوْنَ : Mereka melakukan perbuatan seperti agar terlihat oleh orang lain. Tetapi hatinya sebenarnya kosong sama sekali dari rasa takut kepada Allah. Pengertian riya yang sebenarnya adalah mengharapkan keduniaan dengan kedok ibadah, di samping untuk mempertahankan kedudukannya di masyarakat. Pelaku riya ini dapat dibagi menjadi beberapa macam:
a. Menggunakan budi pekeri yang baik di dalam rangka mengharapkan kedudukan dan mendapat pujian orang lain.
b. Memakai pakaian yang sederhana dan kasar, agar dikatakan sebagai orang yang sederhana, zuhud atau menjauhi kehidupan keduniaan.
c. Berpura-pura benci terhadap masalah keduniaan, dan merasa menyesal jika ada sesuatu yang menguntungkan tetapi tidak dilaksanakan.
d. Memamerkan shalat dan shadaqah, atau gemar melakukan shalat agar dilakukan orang banyak.
3. Penjelasan
Apakah kamu melihat orang-orang yang suka mendustakan terhadap masalah-masalah agama yang ghaib? Pada semuanya sudah terdapat dalam dalil-dalil yang jelas dan benar. Jika kamu tidak mengetahui orang-orang yang mempunyai watak seperti itu, maka lihatlah ciri-ciri mereka sebagai berikut:
Orang-orang yang tidak percaya terhadap kebenaran agama ialah orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras. Dan jika anak yatim itu minta kepadanya, maka orang tersebut bersikap sombong dan takabbur.
Mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberik makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin. Jika mereka ini tidak mau menganjurkan kepada orang lain untuk memberik makan, lebih-lebih untuk dirinya sendiri. Sudah barang tentu tidak akan mau memberi makan kepada anak yatim dan kaum miskin tersebut.

Siksaan itu bagi orang-orang yang melakukan salat yang hanya dengan gerak jasadnya saja – tanpa membawa bekas di dalam jiwa sedikit pun, dan tidak membuahkan hasil dari tujuan salat. Hal ini dikarenakan hatinya kosong, tidak menghayati apa yang dikatakan mulutnya, dan salatnya tidak membekas atau berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
Ia melakukan ruku', sedang hatinya kosong. Ia melakukan sujud, tetapi kosong dari pengertian sujud. Ia mengucapkan takbir, tetapi hatinya tidak mengerti makna takbir itu. Salatnya hanya merupakan gerakan-gerakan rutin yang biasa dilakukan, tanpa adanya penghayatan, dan tidak dapat menikmati pengaruh salatnya.
Mereka melakukan perbuatan-perbuatan itu hanya karena ingin mendapatkan pujian orang lain. Tetapi hati mereka sama sekali tidak mengetahui hikmah dan rahasia-rahasianya.

BAB III
PENUTUP


Tugas manusia sebagaimana telah digariskan dalam al-Quran adalah untuk beribadah kepada Allah. Pemahaman ibadah tidak hanya terbatas pada ibadah yang sifatnya vertikal (mahdlah), tapi juga mencakup kepada yang bersifat horizontal (ghair mahdlah). Kedua macam ibadah ini wajib dilaksanakan oleh setiap manusia yang beriman. Jika hanya salah satunya yang dilakukan, tidak akan ada artinya dan tidak akan menjadi sebuah nilai ibadah yang akan mendapat imbalan dari Sang Khalik.
Salah satu bentuk ibadah yang bersifat ghair mahdlah, yang dikenal dalam istilah sekarang dengan ibadah sosial, adalah menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim. Mereka inilah yang menjadi objek atau sasaran utama dalam ibadah sosial.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1993. Terjemah Tafsir al-Maraghi. Oleh Bahrun Abu Bakar, Lc. Semarang: PT. Karya Toha Putera.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang : PT. Karya Toha Putera.
Katsir, Ibnu. t.t. Tafsir Al-Quranul 'Adhim Ibnu Katsir. Semarang: PT. Karya Toha Putera.



KATA PENGANTAR


Puji serta syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w., keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Tafsir 3. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasinya dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikannya yang bersifat membangun, dan mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II MENYANTUNI FUQARA, MASAKIN DAN ANAK YATIM 2
A. Q.S. Al-Baqarah Ayat 177 2
B. Q.S. Al-Baqarah Ayat 220 6
C. Q.S. At-Taubah Ayat 67 7
D. Q.S. Al-Ma'un Ayat 1 – 6 10
BAB III PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar