Laman

Senin, 31 Mei 2010

Mengenal Rasul

Mengenal Rasul

Suatu malam di tahun 1974, Lia Aminudin sedang duduk santai bersama salah seorang adik iparnya, Dokter Rosmini, diteras rumahnya dijalan Mahoni 30 kawasan senen Jakarta Pusat. Tiba-tiba dari langit melesat sebuah benda bulat berwarna kuning kearahnya. Benda itu berputar-putar dan berhenti didiepannya, lalu menuju kearah Lia. Dan ketika berada diatas kepalanya, benda aneh itu lenyap

Dua puluh empat tahun kemudian, tepatnya 18 Agustus 1998, Lia menggegerkan umat islam, sebab ia mengaku dibaiat oleh Malaikat Jibril sebagai Imam Mahdi . Tak hanya itu, anaknya yang bernama Ahmad Mukti juga dibaiat sebagai Nabi Isa. Dan benda bulat yang dilihatnya tahun 1974 itu, menurutnya tak lain Malaikat Jibril yang membaiatnya. Terdengar aneh dan tak masuk akal, memang. ( Dikutip dari majalah mingguan Gatra No.42 Tahun IV. 5 September 1998, halaman 25 )

Fenomena diatas sungguh sangat mengagetkan , bagaimana tidak? Lia Aminudin mengklaim dirinya sebagai penyampai “ Takdir “ dari Allah melalui Malaikat Jibril, padahal Malaikat Jibril menyampaikan wahyu hanya kepada para rasul, yangt berakhir pada Nabi Muhammad SAW. Ia mengaku sebagai “ Reinkarnasi “ dari Maryam dan mengangkat anaknya sebagai Nabi Isa. Apakah semudah itu? Bagaimana hal tersebut ditinjau dari Aqidah Islam?

Sebenarnya apa saja tanda-tanda kerasulan itu? Apakah arti penting Rasul bagi manusia? Masihkah akan dating Rasul setelah Nabi Muhammad ? Itulah beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam materi ini.

Sejarah singkat Nabi Muhammad SAW

Muhammad dilahirkan di makkah tanggal 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah, bertepatan dengan 571 Masehi. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Zuhrah bin ‘Abdi Manaf bin Qushay.

Muhammad lahir sebagai seorang yatim dan disusui oleh Halimah As Sa’diyah di perkampungan Bani Sa’ad Thaif. Pada usia 6 tahun ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Seterusnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Waktu dibawah asuhan Abu Thalib beliau sudah berusaha sendiri mencari nafkah membantu pamannya dengan menggembalakan ternak dan ikut berdagang ke Syam.

Pada usia 25 tahun ia menikah dengan Khadijah binti Khuwalid, seorang janda kaya bangsawan Quraisy yang dikenal berbudi baik. Dan dikaruniai dua orang putra dan empat orang putri, yakni Qasim, Abdullah, Fatimah, Zainab, Rukayyah dan Ummu Kultsum. Sepeninggalan Khadijah r.a. beliau menikah beberpa kali antara lain dengan A’isyah puteri Abu Bakar, Hafshah puteri umar, Maria Al Qibthiyah dan lain-lain. Dengan Maria dikaruniai putera yang diberi nama Ibrahim. Semua putera laki-laki beliau meninggal diwaktu kecil

Usia 40 tahun ia diangkat menjadi nabi, ditandai dengan turunnya wahyu yang pertama di Goa Hira, waktu ia sedang merenung ( tahanuts ). Sejak itu secara bertahap ia menerima wahyu itu secara bertahap ia menerima wahyu sampai akhirnya lengkap sebagai sebuah kitab suci yaitu Al Quran. Turunnya wahtu tersebut mencakup dua periode yaitu periode Makah dan Madinah.
Muhammad mulai menyampaikan dakwahnya kepada keluarga sendiri, keluarga terdekat, sahabat – sahabat dan seterusnya kepada orang banyak. Mula-mula berdakwah secara rahasia ( sembunyi ) lebih kurang selama 2 tahun mengingat suasana Makkah yang tidak mengizinkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Setelah berdakwah secara terbuka ia banyak mendapatkan berbagai hambatan, tantangan dan cobaan, terutama dari kaum musyrikin Quraisy. Beliau mencoba hijrah ke Thaif tetapi tidak mendapat sambutan yang baik, bahkan dilempari dengan batu. Akhirnya sewaktu Beliau berusia 52 tahun Allah SWT memerintahkannya untuk hijrah ke Yastrib yang kemudian menjadi Madinah.

Selam periode Madinah, beberapa kali terjadi peperangan dengan berbagai pihak yang menentang, diantaranya adalah perang Badar, Uhud, Khandaq, Hunain dan lain-lain. Akhirnya ia dapat kembali lagi ke Makkah sebagai pemenang ( Fathu Mekah ) tetapi tidak menetap disana. Pada bulan Rabi’ul Awwal, pada usia ke 63 tahun Rasulullah SAW meninggal dunia.

Muhammad, Rasulullah SAW adalah pribadi agung, suri tauladan bagi umat manusia. Beliau diutus sebagai pelengkap dan penutup syariat-syariat sebelumnnya. Lengkap dan sempurna yang tertuang dalam Al Quranul Karim serta As Sunnah. Dua sumber yang akan menjamin keselamatan manusia baik di dunia maupun di akhirat selama manusia berpegang teguh kepadanya.
Rasulullah Muhammad SAW bertugas sebagai pembawa syariat Allah yang terus berlaku hingga akhir zaman, tentulah dibekali dengan berbagai kelebihan. Memang beliau adalah manusia biasa tapi sebagai manusia pilihan. Allah SWT. Telah mebekali beliau untuk menegakkan kalimah tauhid di bumi Allah. Mu’jizat, fisik yang menarik, serta akhlak yang mulia dan banyak lagi keistimewaannya.

Tanda-tanda kerasulan

Bagaimanakah cara kita mengetahui orang-orang yang diangkat menjadi Rasul Allah SWT? Ustadz Sa’id Hawwa ( alm ) dalam bukunya Ar-Rasul membicarakan tanda-tanda dari seorang Rasul Allah SWT diantaranya tercermin dalam:

1. Karakteristik pembawa Risalah
Tentu sangatlah tidak logis bila seorang rasul adalah pendusta, apalagi menyangkut masalah besar seperti ini. Rangkaian berbagai akhlak mulia adalah hal yang harus dimiliki orang yang diutus Allah SWT. Sehingga ia bisa menjadi suri tauladan dalam seluruh aktivitas kehidupan bagi yang lainnya. Ini dapat kita lihat dalam Q.S. Surat Al Ahzab 21, yang artinya :

“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Seorang Rasul itu memiliki tugas yang sangat berat, maka dibutuhkan kecerdasan yang tinggi, sehingga mampu memberikan jawaban kepada orang banyak atas setiap persoalan. Dan tidak mungkin ia menyeru kepada sesuatu, sedangkan perbuatannya bertolak belakang dengan seruannya. Jadi seorang rasul haruslah jujur dan konsekuen. Ia harus menjadi contoh praktis dalam meninggalkan kemaksiatan dan mentaati Allah SWT. Rasul diperintahkan untuk menyampaikan Risalah-Nya dan mengarahkan gejolak nafsu manusia, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya ia akan berhadapan dengan berbagai bahaya, resiko, intimidasi serta ancaman dari luar. Sebagaimana yang daiungkapkan oleh Waraqah bin Naufal dalam mengomentari turunya wahyu yang pertama
“ ... Tak seorang pun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan akan mengalami hari yang akan kamu hadapi itu, pasti kamu aku bantu sekuat tebagaku “

Maka hanya orang yang benar-benar pasrah kepada-Nya lah yang akan sabar melakukannya. Dan ia harus lebih unggul dari seluruh manusia dalam segala aspek kehidupannya.

2. Mukjizat
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran serta kemampuan dalam menjawab berbagai tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang. Para Rasul dilengkapi oleh Allah dengan suatu Mukjizat yaitu kejadian yang luar biasa ( khawariqul’adah) yang terjadi atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu dengan yang lainnya sesuai dengan kecenderungan umat masing-masing atau situasi yang dikehendaki-Nya. Mukjizat hanya semata-mata pemberian Allah SWT, sama sekali tidak dapat diusahakan atau dipelajari atau diajarkan. Datangnya pun tidak dapat diduga dan dalam kondisi yang sama belum tentu bisa terjadi dua kali. Mu’jizat dimaksudkan untuk membuktikan kerasulan serta untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh para Rasul Allah SWT.

Misalnya:
Mukjizat Nabi Ibrahim As, tidak hangus terbakar dalam kobaran api, bahkan ia merasa nyaman berada didalamnya , bukan bermaksud mendemonstrasikan kemampuannya “ tahan api” tetapi memang keadaan waktu itu menyebabkan Allah SWT memilihkan mukjizat ini untuk Nabi Ibrahim As.
Mukjizat Nabi Musa As, antara lain membelah lautan dengan tongkat kemudian terbentang jalan di tengahnya. Atau sebelum tongkat menjadi ular besar yang memakan habis ular-ular tukang sihir suruhan Fir’aun dan memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh Nabi Musa As waktu itu.
Mukjizat Nabi Isa As, dapat menyambuhkan berbagai penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter-dokter ahli waktu itu dan sesuai dengan kecenderungan serta prestasi pengobatan masa itu.
Terakhir adalah Nabi Muhammad SAW, disamping sifatnya indrawi (hissiyah) seperti keluar air dari sela-dela jarinya untuk keperluan para sahabat berwudhu, beliau juga dilengkapi dengan mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu kitab suci Al-Quran. Dan hal ini sesuai dengan tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti, berbeda dengan para rasul sebelumnya yang diutus untuk umat dan masa tertentu.

3. Nubuah ( Pemberitaan peristiwa yang akan terjadi )
Nubuat adalah pemberitahuan tentang sesuatu yang akan datang, dan realitasnya merupakan dalil atau argumentasi yang kuat terhadap kerasulan. Kemampuan ilmu manusia hany terbatas pad hal-hal yang telah dan sedang terjadi, sedangkan segala sesuatu yang akan terjadi masihmerupakan teka-teki, hanya ilmu Allah yang melingkupi semua ruang dan waktu. Dapat kita lihat dalam Q.S Al-Jin 26-27 yang artinya :
“ Dia adalah Tuhan yang Mnegetahui Yang Ghoi, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) dimuka dan dibelakangnya”
Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ia berkata “ Nabi SAW mendaki bukit Uhud bersama Abu bakar, Umar dan Utsman tiba-tiba bukit tersebut bergetar, maka Rasul SAW mengangkat dan menekan kaki dengan keras ke tanah, lalu bersabda : “ Uhud tetap tegar dan kini diatasmu ada seorang Nabi, Shiddiq ( Abu bakar ) dan dua orang syahid “ ini merupakan pemberitaan yang menyebutkan bahwa Umar dan Utsman akan mati syahid. Memang begitulah kenyataannya. Umar dibunuh ileh Abu Lu’luah dan Utsman terbunuh dalam suatu kemelut dan fitnah (Ar-Rasul hal.452)

4.Pengaruh dan Hasil
Dakwah para Rasul Allah berbeda jauh dengan seruan manusia manapun juga, karena ia tumbuh berkembang dari hidayah Allah. Selayaknya pula jika pengaruh dan hasilnya tampak berbeda dengan yang lain. Seruan-seruan lain lebih mengarah kepada pemenuhan hawa nafsu manusia, sedangkan seruan para Rasul Allah adalah untuk mencari keseimbangan jiwa, disamping memberi kepuasan rasional

Tidaklah mungkin sesuatu yang buruk akan mengahasilkan sesuatu yang baik. Akan tetapi, sesuatu yang baik tersebut dihasilkan dari sesuatu yang baik pula. Fitrah manusia akan merasakan hasil yang baik dari seruan yang baik sebagaimana lidah yang dapat merasakan manisnya buah yang ranum dan baik.

Hasil yang dibawa para Rasul tergambar dengan jelas lewat keharmonisan dakwahnya yang dibarengi dengan fitrah, sampai pada akhlak muliayang berbekas dan tampak pada diri pengikutnya. Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah 128 yang artinya
“ Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”

Apabila jiwa manusia terarah kepada kebaikan , lalu melaksanakan hak dan kewajibannya, tentu semua potensi akan melangkah menuju jalan yang benar. Dalam Q.S. Yusuf 108; Allah berfirman :

“ Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."

Hasil seruan Rasulullah SAW telah dicatat dengan tinta emas dalam panggung sejarah peradaban dunia dan diakui, baik oleh para pendukung maupun penentang dakwah beliau. Pengaruh dan hasil seruan Rasulullah SAW dapat kita lihat dal AlQuran Q.S Al-Fath 29 yang artinya :
“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar “

5. Bisyarah ( Pengabaran )
Bisyarah ini dapat terjadi dengan menyebutkan nama rasul mendatang beserta sifat-sifatnya. Sebagaimana sumber informasi yang memberikan pengabaran tentang Nabi Muhammad SAW., baik yang terdapat dalam Al Quran maupun kitab-kitab samawi sebelumnya ( Taurat, Injil dan Zabur ). Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan Muhammad SAW sebagai Rasul akhir zaman memang diisyaratkan jauh sebelum Rasulullah lahir ke dunia. Seperti dalam Q.S Ash-Shaff 6 yang artinya :
“ Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
Isyarat datangnya Rasul akhir zaman dapat dilihat pula dalam Q.S Al-A’raf 156-157 dan Al Baqarah 89.

ARTI PENTING KEBERADAAN RASUL
Secara definisi Rasul adalah seorang laki-laki yang dipilih dan diutus oleh Allah SWT dengan membawa risalah ( wahyu ). Ia berkewajiban untuk menyampaikan dan mengamalkan kepada umat manusia
“ Kami tidak akan mengutus sebelum kamu, melainkan seorang laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya diantara penduduk negeri “ (Q.S. Yusuf 109 )

Risalah adalah wahyu dari Allah SWT yang diberikan kepada Rasul-Nya yang berisikan peraturan-peraturab untuk mengatur hidup manusia. Risalah yang dibawa rasul-rasul merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dan berintikan tugas pokok yang utama yaitu Iqomatuddien ( menegakkan agama ). Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Syuura 13 yang artinya :
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”

Rasul juga diberikan misi untuk mengajak umat manusia beribadah kepada Allah dan mengkafiri thaghut ( Q.S. An Nahl 36 )

Peranan dan Tugas Rasul
1. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah saja
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
2. Menjadi contoh atau teladan yang baik ( uswatun hasanah )
3. Menyampaikan perintah dan larangan Allah kepada manusia
4. Menuntun , menunjukkan, membimbing manusia kejalan yang lurus ( Q.S. Al Fath 28 )
5. Memberi peringatan dan kabar gembira bagi orang-orang beriman ( Q.S Al A’raaf 188 )
6. memberi peringatan kepada manusia mengenai tempat kembalinya setelah kehidupan didunia ini dan memberitahukan kepada manusia peristiwa-peristiwa yang akan mereka hadapi setelah mati ( Q.S. Asy Syuraa 42 )
7. Untuk mematahkan alasan manusia yang hendak lari dari tanggung jawab kepada hari kiamat nanti ( Q.S An Nisaa’ 165 )

Sifat-sifat Rasul yang utama
Untuk mengemban risalah ( sesuatu yang diwahyukan Allah Swt. Berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan didunia dan akhirat ), para Rasul diberi sifat-sifat yang utama oleh Allah, yaitu :
1. Shiddiq, benar, baik dalam perkataan maupun perbuatan
2. Amanah, dapat dipercaya
3. Tabligh, menyampaikan semua yang diwahyukan oleh Allah kepadanya
4. Fathanah, cerdas
5. Selamat dari cacat yang menyebabkan orang lari daripadanya
6. Dilindungi dari melakukan dosa-dosa

Kebutuhan manusia terhadap Rasul
Ada tiga hal utama yang menyebabkan manusia membutuhkan Rasul dalam kehidupannya :
1. Mengetahui dan mengenal Allah sebagai Al Khaliq (Maha Pencipta segala sesuatu). Akal logika manusia hanya sekedar mengetahui akan adanya Tuhan dan hanya sebatas bahwa ada “ Dzat Yang Maha Agung yang telah menciptakan alam semesta ini “. Inipun bila akal digunakan untuk mencari kebenaran serta mampu memberikan penjelasan dan pengetahuan akan keberadaan Allah.
2. Mengetahui tata cara beribadah kepada-Nya. Ia mengajarkan tata cara yang benar dalam rangka melaksananakan ibadah kepada sang Khaliq.
3. Mewujudkan “ konsep kehidupan” ( Manhajjul Hayyah ) yang kita butuhkan dalam rangka menata kehidupan. Dimana rasul mengajarkan perlunya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat ( tawazun )

Keistimewaan Nabi Muhammad SAW
Karakteristik Rasulullah SAW merupakan representasi paling lengkap dari sebuah kepribadian agung seorang manusia yang pernah menghuni jagad raya ini. Keagungan kepribadian Beliau mencakup segala aspek kehidupan. Tidak semua Rasul seperti itu . Beliau sebagai ayah, suami dan tidak semua rasul menjadi suami; karena tidak menikah, Beliau sebagai kepala pemerintahan sekaligus pendirinya; dan tidak semua Rasul mendirikan suatu pemerintahan. Beliau sebagai komandan tertinggi pasukan Islam serta pejuang yang tangguh, dan tidak setiap rasul pernah berperang. Dengan perintah Allah Beliau membuat undang-undang yang bisa diterapkan dalam segala aspek kehidupan, baik aqidah, ibadah, ekonomi, sosial, moral dan politik. Tak seorangpun Rasul selain Beliau yang diutus untuk semua manusia ( Ar-Rasul Hal 177-178 )

Selain kedudukannya yang sudah jelas sabagai Rasul, Beliau juga sebagai konsultan, pendidik, pengajar, ahli ibadah, penyabar dan penyayang. Dan segala sifat yang bisa mencakup segala sisi kehidupan. Semua sifat tertinggi sudah melekat pada diri Rasulullah SAW. Rasulullah dalam kondisi dan kedudukan seperti apapun menjadi contoh tertinggi dan suri tauladan terbaik bagi manusia, karena setiap kesempurnaan ada pada diri Beliau.

Sa’id Hawwa dalam bukunya Ar Rasul mengatakan ada empat hal inti akhlak pertama; figur keluarga pertama; guru dan pendidik pertama; pemimpin negara, politikus dan komandan tentara pertama
Kekhususan Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan nabi dan Rasul Allah lainnya adalah :
1. Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi dan rasul Allah ( Q.S. Al Ahzab 40 )
“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu “
Dari ayat diatas jelas bahwa Rasulullah SAW adalah pentup para nabi. Oleh karena itu, merupakan sebuah keyakinan yang menyimpang apabila kita meyakini ada Nabi setelah Rasulullah SAW. Hal ini ditegaskan kembali dalam hadist dibawah ini..
“ Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku adalah bagaikan orang yang membangun sebuah runah, dibuat dengan baik dan diperindahnya rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata : Seandainya bukan karena batu-bata ini, tentulah rumah itu sudah sempurna. Maka akulah batu-bataitu, dan akulah penutup para nabi “ ( Muttafqun ‘alaih )

2. Beliau diutus untuk seluruh manusia ( Q.S. Saba: 28 )
3. Rasulullah SAW diutus hingga hari kiamat
4. Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi semesta alam ( Q.S Al Anbiya; 107 )
5. Ajaran yang dibawa Beliau berfungsi mengganti atau menyempurnakan syariat nabi-nabi terdahulu. ( Q.S Al Baqarah;106 )


Akhlak Muhammad
Dia memiliki berbagai sifat kebajikan yang peripurna, ciri-ciri kesempurnaan, kebersihan, hikmah, rendah hati, hubungan kekeluargaannya yang baik, pemurah, adil, hidup sederhana, takwa, berani, padat ilmu, fasih dalam berbicara, ilmu balaghahnya tinggi, sastranya mengagumkan, rahim kepada silemah, kasih terhadap siyatiim dan orang miskin, jujur, dan sifat-sifatb luhur lainnya yang tak terbilang banyaknya. Allah memuji Beliau dengan tegas dala Q.S Al Qalam;4
“ dan sesungguhny kamu ( Muhammad ) benar-benar seorang yang berbudi pekerti yang agung “

Pergaulannya
Senantiasa bermuka cerah, senyumnya tidak pernah terlepas disudut kedua bibirnta, menunjukkan kesucian batih dan kemurnian qalbunya. Dia bergaul akrab dengan para sahabatnya, kasih sayang kepada anak-anaknya. Dia mengunjungi para sahabat yang sakit, meskipun rumahnya jauh, memberikan kesempatan kepada semua tamu atau teman-temannya untuk mengungkapkan isi hatinya, pemaaf kepada yang bersalah dan berbuat baik pada yang pernah berbuat buruk kepadanya.

Kerendahan Hatinya
Kerendahan hatinya ini banyak menimbulkan kekaguman orang. Pada suatu hari ada salah seorang sahabatnya yag sedang melihat beliau sedang tidur diatas tikar, lalu ia menangis terharu dengan apa yang ia lihat. Beliau bertanya, “ Kenapa kau menangis?“ maka jawab sahabatnya itu,” Engkau menyebut-nyebut Kaisar Rum dan Kisra Parsi serta kerajaan keduanya, sedang aku melihatmu tidur beralaskan tikar, sedang engkau Rasul Allah kepada makhluk-Nya dan Khalifah-Nya di muka bumi-Nya” maka jawabannya menenangkan , “ biarlah untuk mereka didunia, dan untuk kami diakhirat,” lalu mebacakan firman-Nya :
“ Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkn diri dan berbuat kerusakan dimuka bumi, kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa “ ( Q.S. Al Qashash 83 )
Salah satu kerendahan hatinya juga, ia selalu mengucapkan salam dan mengulurkan tangannya terlebih dahulu kepada setiap orang yang ditemuinya.

Kemurahan Hatinya
Rasulullah SAW terkenal seorang pemurah dan pengasih. Dirham dan Dinar ditangannya tidak pernah tinggal berlama-lama, melainkan diinfakkan untuk kepentingan fakir miskin
Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah tidak pernah menolak sesuatu permintaan atas dasar Islam. Ia berkata :
“ ada seorang lelaki datang kepada Beliau meminta untuk memberikan sekumpulan domba yang sangat banyak jumlahnnya yang memnuhi dua bukit dari domba-domba shadaqah. Orang itu kembali kepada kaumnya lalu berkata kepada mereka” wahai kaumku, masuklah islam. Sesungguhnya Muhammad memberi suatu pemberian dan tidak takut miskin”. ( Ar-Rasul, hal 198 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar