Laman

Senin, 31 Mei 2010

KEISTIMEWAAN SIROH RASULULLAH SAW

KEISTIMEWAAN SIROH RASULULLAH SAW.



Kajian singkat namun padat berkenaan dengan keistimewaan Sirah RasuluLlah saw. dan keutamaan bagi kita untuk mempelajarinya.

KEISTIMEWAAN SIROH RASULULLAH SAW.

Muqaddimah

الحمد للرحمن, رب الأكوان, له العبادة وبه المستـعان, اللهم اهدنا صراط الإيمان, والصلاة والسلام على من جاء بالقرآن, وهو سيد الأنام, محمد بن عبد الله رسوله الكرام, وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى يوم لا يجزى الإحسان إلا الإحسان. (وبعد) قال الله تعالى في كتابه الفرقان: "لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا"
قال حسان بن ثابت:
بطيـبة رسم للرسول و معهـد منير و قد تعفو الرسوم وتهمد
ولا تمتـحي الآيات من ذا حرمة بها منبر الهادي الذي كان يصعد
و واضـح آثار و باقي معـالم وربع له فيه مصلى ومسجد
بها حجرات كان ينـزل وسطها من الله نور يستضاء ويوقد
معارف لم تطمس على العهد أيها أتاها البلى فالآي منها تجدد
......
وهل عدلت يـوما رزيّة هـالك رزيّة يوم مات فيه محمد
تقطع فيه منـزل الوحي عنـهم وقد كان ذا نور يغور وينجد
يدل على الرحمن من يقتـدى به وينقذ من هول الخزايا ويرشد
إمـام لهم يـهديهم الحق جاهدا معلم صدق إن يطيعوه يسعدوا
عفوّ عن الزلات يقبـل عذرهم وإن يحسنوا فالله بالخير أجود
......
فبكـيّ رسول الله يا عين عبرة ولا أعرفنك الدهر معك تجمد
وما لك لا تبكين ذا النعمة التي على الناس منها سابغ يتغمد
فجودي عليـه تالدموع وأعولي لفقد الذي لا مثله الدهر يوجد
وما فقد الماضـون مثل محـمد ولا مثله حتى القيامة يفقد

Di Thaybah, terdapat jejak-jejak abadi dan lembaga yang bersinar milik Rasul
Karenanya, jejak-jejak lainpun terhapus dan sirna
Tanda-tanda dari negeri Haram (Madinah) tidak akan sirna
Disana, terdapat mimbar yang biasa dinaiki sang pemberi petunjuk
Disana, terdapat jejak yang jelas dan sisa rambu-rambu
Disana, terdapat rumah milik beliau yang di dalamnya terdapat mushalla dan masjid
Disana, terdapat bilik-bilik dimana sinar Allah turun di tengah-tengahnya
Sinar yang menyinari dan menyalakan
Tanda-tanda tersebut tak akan hilang ditelan zaman
Tanda-tanda tersebut pernah mendapatkan mushibah kemudian datang lagi
……
Apakah ada mushibah kematian pada suatu hari
Seperti mushibah hari di mana saat itu Muhammad wafat?
Dengan wafatnya wahyu terputus dari mereka
Sungguh beliau memiliki cahaya yang sampai di Al Ghur (Tihamah) dan Najd
Menunjukkan kepada Ar Rahman siapa saja yang mengikuti beliau
Menyelamatkan manusia dari bahaya kehinaan dan memberi petunjuk kepada mereka
Beliau imam mereka dan menunjukkan mereka kepada kebenaran dengan sungguh-sungguh
Beliau pengajar kejujuran, dan jika mereka taat kepada beliau mereka bahagia
Beliau memaafkan kesalahan dan menerima udzur mereka
Jika mereka berbuat baik, sungguh Allah Maha Dermawan dengan kebaikan
……
Wahai mata, tangisilah Rasulullah dengan airmata
Janganlah aku melihat matamu berhenti menangis satu hari pun
Kenapa engkau tidak menangisi pemilik ni’mat pada manusia
Dimana ni’mat beliau sungguh sempurna?
Dermawanlah engkau dengan air mata kepada beliau dan ratapilah
Seseorang yang tidak ada tandingannya sepanjang zaman
Tidak ada orang yang telah mati seperti Muhammad
Dan tidak akan ada orang seperti beliau sampai Hari Kiamat

Potongan syair-syair di atas adalah syair Hassan bin Tsabit yang diucapkannya saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat. Syair ini mencerminkan sebuah kesedihan mendalam yang dialami oleh seseorang yang ditinggalkan kekasihnya. Tampak bagaimana sedihnya ia saat ditinggalkan oleh seseorang yang selalu menebar kebaikan pada semua orang di sekitarnya. Seorang pemimpin paling mulia, yang tidak ada dan tidak akan pernah ada bandingannya di dunia ini. Qudwah Hasanah bagi para pemimpin, para suami, para da’i, juga bagi sekalian alam ini yang tidak pernah ditemukan Qudwah sepertinya baik sebelum ataupun sesudahnya.

Dialah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hamba dan Rasul Allah SWT yang diutus sebagai rahmah lil ‘alamiin. Kini, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah tiada. Tinggallah Al Qur’an—wahyu yang diturunkan padanya, Al Ahadits Asy Syarifah—ucapan, perbuatan, dan penetapan beliau, serta kisah hidup beliau yang terabadikan dalam Sirah Nabawiyah yang akan selalu menjadi pegangan dan Qudwah Hasanah bagi kita sebagai pengikut setianya sampai hari kiamat kelak.

Dalam ketiga hal tersebut terdapat sebuah tatanan sistem yang sinergis. Jika dengan mengkaji Al Qur'an dan Al Hadits kita mengetahui teori hukum dan peraturan serta kaifiyah penerapan syari’ah, maka dengan mempelajari Sirah Nabawiyah kita akan mengetahui bagaimana hukum dan peraturan tersebut dipraktikkan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya r.a. dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga Umat Islam yang jauh dari masa-masa generasi pertama tidak akan kebingungan dan meraba-raba dalam gelap, karena petunjuk hidup itu nempak begitu jelas, lebih jelas dari cahaya rembulan di malam purnama.

Keistimewaan Sirah Rasulullah Saw.
Sirah Nabi memiliki beberapa keistimewaan. Karena dengan mengkajinya, akan menggugah kesegaran spiritual, intelektual dan historis. Disamping sebagai media penyebaran da’wah Islam pada umat manusia melalui metode yang mudah dipahami, dalam Sirah Nabi juga terdapat al musta’sham (pegangan) yang merupakan salah satu tumpuan saat kita diterjang oleh dahsyatnya terpaan badai kehidupan.

Keistimewaan Sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang pertama adalah bahwa sirah ini merupakan sejarah perjalanan hidup Nabi dan Rasul yang paling diakui validitasnya dan amat besar manfaatnya. Sirah Nabi sampai ke tangan kita melalui metode ilmiah yang valid dan terpercaya karena sumber-sumber yang dijadikan rujukannya antara lain adalah Al Qur'an yang penjagaannya dijamin oleh Allah, Al Hadits yang shahih, serta syair-syair yang sezaman dengan Nabi, yang kesemuanya merupakan sumber yang paling kuat keterpercayaannya dan ketawaturannya.

Keistimewaan yang kedua adalah bahwa Sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan secara rinci fase kehidupan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sejak pernikahan ayahnya, Abdullah, dengan ibunya, Aminah, hingga berliau wafat. Kita tahu banyak perihal kelahiran Nabi, masa kanak-kanak, remaja, pekerjaannya sebelum menjadi Nabi, perjalanannya ke luar Makkah hingga Allah mengutusnya sebagai rasul yang mulia. Kita juga mengetahui dengan rinci, jelas dan sempurna setiap tindakan beliau dari tahun ke tahun, hingga menjadikan Sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat jelas seterang matahari. Seperti ungkapan sebagian kritikus barat, “Muhammad adalah satu-satunya orang yang dilahirkan di bawah sorot matahari.”

Selain itu, dalam sumber-sumber sejarah yang valid juga dituturkan dengan sangat terperinci perihal kehidupan pribadinya, mulai dari bentuk tubuh, cara makan, minum, berdiri, duduk, berjalan, berpakaian, bersikap, bertutur kata, sampai interaksi beliau dengan Allah serta manusia, yakni keluarga dan shahabatnya. Bahkan para periwayat sirah menjelaskan lebih rinci lagi sampai-sampai menuturkan pada kita jumlah uban dan helai jenggotnya. Subhanallah!

Ketiga, Sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisahkan perjalanan hidup seorang insan yang dimuliakan Allah dengan risalah. Sejarah ini tidak mengeluarkan beliau dari sisi kemanusiaannya; tidak mewarnai kehidupannya dengan cerita-cerita khurafat, dan tidak pula disemati sifat ketuhanan sedikitpun. Sebaliknya Muhammad adalah sosok yang terjangkau untuk dijadikan teladan oleh manusia; oleh siapa saja saja yang ingin hidup bahagia, mulia bagi diri, keluarga dan lingkungannya.

Firman Allah SWT:

لقد كان لكم قي رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا - الأحزاب:21
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q. S. Al-Ahzab : 21)

Yang keempat, Sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memuat seluruh aspek humanisme. Sirah ini menceritakan kepada kita tentang perjalanan hidup beliau yang menyeru kepada Allah dengan menggunakan media paling efektif agar seruannya diterima. Sirah ini juga mengabarkan kepada kita tentang seorang Muhammad sebagai seorang kepala negara yang lurus, penuh semangat, ikhlas, dan jujur di satu sisi, dan seorang suami dan ayah yang penuh belas kasih, baik budi, memilah dengan tegas antara hak dan kewajiban bagi setiap suami, istri, dan anak-anak di sisi lain. Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga merupakan seorang pendidik dan pemberi petunjuk yang memuliakan pendidikan para shahabatnya dengan metode keteladanan, yang mana metode ini melangsungkan transformasi spirit beliau ke dalam dada mereka; dari jiwa beliau ke jiwa mereka.

Singkatnya, sejarah Rasulullah memuat seluruh aspek kemanusiaan beliau dalam kehidupan sosial yang menjadikan beliau sebagai suri teladan yang baik bagi setiap da’i, pemimpin, orang tua, suami, sahabat, pendidik, politikus, kepala negara, dan lainnya. Beliau adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang pantas dijadikan teladan bagi seluruh golongan, seluruh manusia yang memiliki berbagai profesi, dan bahkan untuk seluruh umat manusia.

Keistimewaan yang kelima adalah bahwasannya hanya sirah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sajalah yang memberikan argumen tak terbantahkan akan kebenaran risalah kenabian beliau. Ia adalah sejarah manusia paripurna yang memimpin da’wahnya dari satu kemenangan menuju kemenangan yang lain, tidak dengan cara-cara akrobatis dan mu’jizat, tapi secara ilmiah. Mu'jizat yang ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah dasar utama yang menyebab-kan bangsa Arab memercayai da’wah Islam. Malah kita tidak menemukan mu'jizat Nabi yang membuat orang-orang kafir beriman. Kaum muslimin yang tidak melihat Nabi dan belum menyaksikan mu'jizat beliau memercayai Nabi karena kebenaran risalah yang dibawanya, berdasarkan argumen logis yang menandaskan kebenaran da’wah kenabiannya. Diantara argumen logis tersebut adalah Al Qur'anul Karim. Al Qur'an adalah mu'jizat rasional yang “memaksa” setiap orang yang berakal dan adil untuk mengimani kebenaran da’wah risalah Muhammad.

Hal ini berbeda dengan sejarah para Nabi terdahulu yang dilestarikan oleh para pengikut mereka. Sejarah tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa umat terdahulu memercayai nabinya karena melihat mu'jizat dan keajaiban yang mereka miliki, tanpa melibatkan akal dan pikiran mereka untuk menalar prinsip-prinsip da’wahnya.

Contohnya adalah kisah Isa Al Masih. Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa senjata utama Nabi Isa untuk membujuk orang-orang Yahudi untuk beriman pada kebenaran risalahnya adalah kemampuan Isa yang dengan izin Allah dapat menyembuhkan orang buta dan lepra, memulihkan orang sakit, menghidupkan orang mati, memberi kabar kepada mereka tentang apa yang akan mereka makan dan melindungi mereka dalam rumah dari bencana. Hal ini menjelaskan—seperti yang dijelaskan dalam Injil yang ada sekarang—kepada kita bahwa mu'jizat- mu'jizat itulah yang menyebabkan keimanan orang dalam jumlah banyak dan dalam sekali waktu, bukan karena kerasulan Nabi Isa itu sendiri.

Sebaliknya kita dapat melihat keistimewaan jelas dalam sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa tiada seorang pun yang mengimani beliau dengan cara menyaksikan mu'jizat aneh. Sebaliknya, mereka beriman karena ajaran yang rasional dan bisa diperbincangkan. Kalaupun Allah menganugerahi rasul-Nya dengan mu'jizat-mu'jizat yang luar biasa, maka hal itu tidak lain hanyalah untuk memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan untuk membantah para pembangkang yang sombong. Siapapun yang meniliti Al Qur'an akan menemukan daya tarik Al Qur'an yang bertumpu pada tuntutan rasional, pengkajian inderawi atas kegungan ciptaan Allah,dan informasi memadai tentang keummian Rasulullah. Hingga kemudian misi beliau dalam menyampaikan Al Qur'an sebagai argumen atas kebenaran risalah terwujud. Allah berfirman:

وَقَالُوا لَولا أُنزِل عليه آياتٌ مّن ربّه, قل إنّما الآياتُ عند اللهِ وإنّما أنا نذيرٌ مّبين. أَوَلَم يَكْفِيهِم أنّا أنزلنا عليك الكتابَ يُتلَى عليهم, إنّ في ذلك لرحمةً وذكرى لقومٍ يؤمنون (العنكبوت :50-51)
Dan orang-orang kafir Mekah berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, "Sesung-guhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.” Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (Q. S. Al-'Ankabuut: 50-51)

Perhatikan pula firman Allah yang menceritakan ketika kafir Quraisy mendesak Rasulullah untuk memperlihatkan mu'jizat seperti kebiasaan-kebiasaan umat sebelumnya.

وقالوا لن نؤمن لك حتى تَفجُرَ لنا من الأرض ينبوعا. أو تكون لك جنّةٌ من نخيل وعِنَبٍ فتُفجِّرَ الأنـهارَخِلالَها تَفجيرا. أو تُـسقِطَ السماء كما زعمت علينا كِسَفًا أو تأتيَ بالله والملائكة قبيلا. أويكون لك بيتٌ من زخرف أو تَرْقَى في السماء ولن نؤمن لرُقِـيِّكَ حتى تُنـزِّل علينا كتابا نقرؤه, قل سبحان ربّي هل كنت إلا بشرا رسولا - الإسراء :90-93
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca." Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (Q. S. Al-Israa' : 90-93)

Demikianlah Al Qur'an menetapkan dengan tegas dan jelas bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia utusan Allah. Beliau tidak menyandarkan risalahnya pada keajaiban dan mu'jizat, sebaliknya beliau berbicara dengan rasio dan akal pikiran.

فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للإسلام ومن يرد أن يُضِلّه يجعل صدره ضيقا حرجًا كأنما يصّعّد في السماء, كذلك يجعل الله الرجس على الذين لا يؤمنون
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya[*], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q. S. Al-An'am:125)

[*] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar